Laman

Rabu, 16 November 2011

Paper Ekonomi Makro 3


ELASTISITAS



Elastisitas adalah mengukur besarnya respon akibat dari sebuah variabel dengan perubahan variabel lainnya, atau mengukur besarnya kepekaan atau reaksi para konsumen terhadap perubahan harga yang terjadi. Konsep elastisitas sering sekali digunakan sebagai dasar menganalisis ekonomi, untuk meramalkan dampak apa yang terjadi jika harga barang atau jasa dinaikkan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi elastisitas suatu barang, yaitu:
1.    Barang Mewah
Contoh barang mewah adalah emas. Jika harga emas turun, maka permintaan konsumen terhadap emas akan naik. Karena harga emas bisa naik dan turun.

2.    Ketersediaan Barang Subtitusi
Jika terdapat barang subtitusi, maka semakin elastisitas barang tersebut. Misalnya roti sebagai barang subtitusi dari nasi. Apabila harga beras naik tinggi, maka konsumen kemungkinan akan mengganti makanan pokok mereka menjadi roti selama harga beras itu naik.

3.    Definisi Pasar
Dalam definisi pasar terjadi asumsi apabila semakin luas lingkup pasar, maka semakin inelastisitas, tetapi jika semakin kecil lingkup pasar, maka semakin elastis.

4.    Rentang Wsaktu
Dalam faktor rentang waktu contoh barang-barangnya cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis selama kurun waktu yang lebih panjang. Misalnya minyak tanah. Ketika harga minyak tanah naik, permintaan terhadap minyak tanah agak sedikit turun. Jika harga minyak tanah terus menerus naik, maka orang-orang akan berpindah pada barang lain seperti gas LPG yang lebih murah dan hemat. Lama kelamaan permintaan terhadap minyak tanah akan turun drastis.

Elastisitas pun dibagi menjadi dua, yaitu:
a)      Elastisitas Permintaan
b)      Elastisitas Penawaran
a). Elastisitas Permintaan
Adapun hukum pada permintaan “Although individually such decisions may be quite variable and difficult to predict (a consumer might succumb to a sale one day but ignore the same offer the next), in aggregate they tend to follow a predictable pattern: When prices decline consumption increases, and when prices increase consumption declines, all else being equal. This is called the law of demand.” (Litman, Todd, Transit Price Elasticities and Cross-Elasticities, Journal of Public Transportation, Vol. 7, No. 2, 2004). Dan elastisitas permintaan pun dibagi menjadi tiga, yaitu:
1.        Elastisitas Harga:
Mengukur jumlah barang yang diminta akibat berubahnya harga. “Precipitated by demand growth or contraction, the business cycle can impact price elasticityof demand through shifting the demand curve. Graphically, to maintain a constant elasticitywith demand shifting, the demand curve must rotate in compensation. This may not occur through time and is unlikely to occur equally across industries. Hence changes in the business cycle will yield changes in demand elasticity. At the aggregate level, sectors of one industry face identical changes in macroeconomic growth variables, while at the intraindustry level, sectors may be at different points along their growth paths in any given year.” (Field, Martha K; Pagoulatos, Emilio. The cyclical behavior of price elasticity of demand. Southern Economic Journalhttp://search.proquest.com/assets/r6.0.0-2/core/spacer.gif64. 1http://search.proquest.com/assets/r6.0.0-2/core/spacer.gif (Jul 1997): 118-129). Dan inilah beberapa kurva pada elastisitas harga:





1.      Elastis
Barang dikatakan elastis sempurna bila kurva permintaan mempunyai koefisien elastisitas lebih besar daripada satu. Hal ini terjadi bila jumlah barang yang diminta lebih besar daripada persentase perubahan harga barang tersebut.



Elastis E > 1













2.      Elastisitas Uniter
Barang dikatakan elastis uniter bila kurva permintaan mempunyai koefisien elastisitas sebesar satu. Persentase perubahan harga direspon proporsional terhadap persentase jumlah barang yang diminta.














Elastis Uniter E = 1














3.       Inelastis
Barang dikatakan inelastis bila persentase perubahan jumlah yang diminta lebih kecil daripada persentase perubahan harga sehingga koefisien elastisitas permintaannya antara nol dan satu.














Inelastis E < 1

(Sukirno, 2003,104)











2.        Elastisitas Silang:
Elastisitas silang (Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi dengan persentase perubahan harga dari barang Y
Apabila hubungan kedua barang tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu, maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena. Apabila barang lain tersebut bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.

Bentuk umum dari elastisitas silang adalah :
Es = (ΔQx / ΔPx) * (Py / Qx) > 0       =          Subtitusi
Es = (ΔQy / ΔPy) * (Px / Qy) < 0       =          Komplementer

Dalam menentukan hubungan diantara dua macam barang bisa dilihat bagaimana besarnya angka koofisien elastisitas silang, yaitu :
(a)      Jika Es positif,maka hubungan kedua jenis baraang tersebut adalah subtitusi
(b)      Jika Es negatif, maka hubungan kedua jenis barang adalaah komplementer
(c)      Jika Es adalah nol, maka hubungan kedua jenis barang adalah  independent/ bebas

Elastisitas silang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga barang lain yang mempunyai hubungan dengan barang tersebut. Hubungan tersebut dapat bersifat pengganti, dapat pula bersifat pelengkap. Cross-elasticities refer to the percentage change in the consumption of a good resulting from a price change in another related good. For example, automobile travel is complementary to vehicle parking and a substitute for transit travel, so an increase in the price of driving tends to reduce demand for parking and increase demand for transit.” (Litman, Todd, Transit Price Elasticities and Cross-Elasticities, Journal of Public Transportation, Vol. 7, No. 2, 2004).


3.        Elastisitas Pendapatan:
“Elastisitas Pendapatan yaitu persentase perubahan jumlah barang yang diminta yang disebabkan oleh perubahan pendapatan riel konsumen sebesar satu persen, atau secara umum ditulis:



Untuk barang normal, Ep positif dan untuk barang inferior , Ep negatif. Barang-barang kebutuhan pokok biasanya mempunyai Ep < 1, sedangkan barang-barang yang bukan pokok ( misal : barang-barang mewah) mempunyai Ep > 1.” (Kardodno-Nuhfil, Elastisitas Permintaan dan Penawaran)

(Ekonomi Mikro Bab 3, Elastisitas Permintaan dan Penawaran, 2008)









Elastisitas Penawaran:
1.        Elastisitas Harga:
Elastisitas harga pada permintaan, maka pengertian elastisitas harga pada penawaran, diartikan sebagai suatu alat untuk mengukur respon produsen terhadap perobahan harga, penghitungan elastisitas harga penawaran sama dengan penghitungan pada elastisitas harga permintaan, hanya saja perbedaan pengertian jumlah barang diminta diganti dengan jumlah barang yang ditawarkan.
Es = (Δ Qs / Δ P)*( P / Q )
Dimana :
Q       =          adalah jumlah barang yang ditawarkan;
P        =          adalah harga barang;
S        =          adalah delta atau perubahan
Seperti terhadap koefisien elastisitas harga permintaan, koefisien penawaran tersebut juga dapat dibagi kedalam tiga  kategori, yaitu :
(a)          Elastis (Es > 1)
P

                                                                                                            Penawaran (S)




                                                                          
                                                                                    Q

(b)         In Elastis (Es < 1)
P
                                                                        Penawaran (S)






                                                                          
                                                                                        Q


(c)          Uniter (Es = 1).

P

                                                            Penawaran (S)











                                                                Q







(d)         Elastis Sempurna (Es = ~ )
P


                                                                                    Penawaran (S)



                                                                          
                                                                                    Q


(e)          In Elastis Sempurna (Es = 0).
P
                                                            Penawaran (S)





                                                                            
                                                                                                Q



DAFTAR PUSTAKA


Litman, Todd, Transit Price Elasticities and Cross-Elasticities, Journal of Public Transportation, Vol. 7, No. 2, 2004. http://www.vtpi.org/tranelas.pdf
Diakses pada tanggal 13 November 2011 jam 10.00

Field, Martha K; Pagoulatos, Emilio. The cyclical behavior of price elasticity of demand. Southern Economic Journalhttp://search.proquest.com/assets/r6.0.0-2/core/spacer.gif64. 1http://search.proquest.com/assets/r6.0.0-2/core/spacer.gif (Jul 1997): 118-129. http://search.proquest.com/docview/212116738/133058DB1D270FF8189/1?accountid=44945
Diakses pada tanggal 13 November 2011 jam 10.30

Sadono Sukirno, 2003. Pengantar Teori Mikroekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kardodno, Nuhfil, Elastisitas Permintaan dan Penawaran. http://nuhfil.lecture.ub.ac.id/files/2009/03/mikro-3-elastisitas-nuhfil1.pdf
Diakses pada tanggal 14 November 2011 jam 09.00

Ekonomi Mikro Bab 3, Elastisitas Permintaan dan Penawaran, 2008. http://eddiestp.files.wordpress.com/2010/08/bab-3-elastisitas-permintaan-penawaran.pdf
Diakses pada tanggal 14 November 2011 jam 09.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar